Penayangan

Minggu, 08 Desember 2013

Ujicoba SWH tahap ke tiga

Kali ini penulis akan menyampaikan sesuatu yang penting untuk kelanjutan penelitian mandiri SWH DIY. Rencana penulis untuk mendesain solar water heater ICS terpaksa penulis tunda. Sebagai gantinya penulis melakukan ujicoba untuk proyek ke tiga dengan merperpendek pipa PVC 15 cm dari ukuran semula . Bahan lain yang digunakan sama persis dengan ujicoba terdahulu. Adapun hasil ujicoba dari bulan November sampai awal Desember menunjukkan hasil yang suhu stabil   yaitu antara 70 derajad sampai 88 derajad Celcius . Namun pada saat ujicoba pada hari Jumat tanggal 6 Desember 2013 tepatnya jam 9.30 menunjukkan hasil yang mengagetkan yaitu mencapai 94 derajad celcius sangat fantastis. Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis sertakan ilustrasi dari SWH proyek ketiga tersebut
Gambar ini merupakan rangkaian pipa PVC sebagai riser (pipa tegak) yang dipasang pada rangka sambungan dibuat serapat mungkin untuk menghindari kebocoran
uji kebocoran dilakukan sebelum tahap glazing
SWH DIY telah dipasang plastik mika tebal untuk glazing
Inilah gambar termometer yang dipasang pada pipa atas untuk mengukur suhu maksimal yang dicapai. Gambar diatas diambil pada hari Jumat jam 9.30 tgl 6 Desember 2013 di kota Solo
Air panas yang dikeluarkan dari pipa atas kolektor pada suhu 94 derajad Celcius



Gambar berikut adalah setelah pipa PVC dicat hitam dengan cat pylox
Setelah melihat hasil ujicoba tersebut maka penelitian akan penulis lanjutkan dengan mengganti plastik mika dengan kaca dalm bingkai alumunium. Penggunaan air hangat dari SWH ini diantaranya adalah sebagai preheater  sebelum air didihkan untuk air minum ( membuat teh atau kopi ). Pada kondisi suhu normal (30 derajad Celcius) untuk mendidihkan air dalam satu cerek 3 liter dibutuhkan waktu 15 menit. Namun dengan menggunakan air preheater maka hanya membutuhkan waktu 5 menit. Berarti menghemat waktu 10 menit setiap kali mendidihkan air untuk keperluan minum. Hal ini akan menghemat konsumsi listrik maupun gas. Dengan keberhasilan pada ujicoba yang ketiga ini maka penulis semakin yakin bahwa teknologi SWH dari pipa PVC ini layak diterapkan di Indonesia. Apabila Pemerintah mau berperan dengan membuat regulasi seperti misalnya regulasi konversi dari minyak tanah ke LPG maka bukan tidak mungkin rakyat semakin mudah untuk mengakses kebutuhan air hangta untuk keluarga. Derajad kesehatan meningkat dan kebutuhan energi keluarga bisa dihemat. Mari para sarjana tehnik Fisika berlomba - lombalah untuk mengimplementasikan ini di lingkungan masyarakat Indonesia . sudah tiba saatnya kita ciptakan semangat go green (karya wilis) demi lingkungan yang lestari, karena emisi karbon dikurangi. Salam hijau memayu hayuning bawana , sampai jumpa pada artikel ujicoba berikutnya.




4 komentar:

  1. terima kasih Mas atas artikelnya...
    Mas, mohon penjelasannya, apakah air yang dipanaskan selama siang hari (sewaktu matahari bersinar dari pagi s.d sore) panasnya bisa bertahan sampai malam atau bahkan sampai pagi besoknya? Bila tidak, bagaimana kira-kira caranya agar panas air bisa bertahan sampai pagi, karena umumnya kita perlu air hangat untuk mandi terutama pada sore sampai pagi. Thanks.

    BalasHapus
  2. Terimakasih atas responya, begini Mas Nur air yang dipanaskan dari kolektor agar bertahan sampai malam harus ditampung pada tangki yang diinsulasi (prinsip mirip thermos), sehingga suhu air yang sudah cukup tinggi tidak lekas turun. Pada tangki penampung dibuat dua lubang pemasukan (inlet) dan pengeluaran (outlet). Pipa (lubang) atas berguna untuk air panas, sedangkan pipa bawah untuk air dingin. Air yang panas akan berada di lapisan atas sedangkan yang dingin turun ke kolektor agar bisa dipanaskan dan kembali berputar naik ke pipa atas begitu seterusnya. Namun ada desain yang tanpa tangki penampung karena ukuran pipa diperbesar antara 3 - 4 inchi yang disebut dengan Integral Collector Storage , proyek ini sedang penulis kerjakan saat ini tunggu penjelasannya kalau nanti sudah jadi terimaksih

    BalasHapus
  3. Mas, Proyek Anda luar biasa... Saya jadi ingin mencoba. Semoga nanti insyaAllah kalau saya sudah punya rumah sendiri saya bisa mencoba mengaplikasikan teknologi sederhana ini.

    Oh ya untuk kecepatan aliran air di heaternya bagaimana Mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kecepatan aliran dalam heaternya tergantung dari perbedaan suhu pada pipa bawah (dingin) dengan pipa atas (air panas ) yang akan menggerakkan aliran termosiphon. semakin tinggi perbedaan suhu semakin tinggi pula kecepatan aliran termosiphon

      Hapus