Tawuran
Pelajar
Tawuran antar pelajar selalu
menjadi agenda perbincangan setiap tahunnya, masalah ini bukan perkara baru,
dan jangan dianggap perkara yang remeh. Padahal kalau kita kaji masalah tawuran
antar pelajar akan membawa dampak panjang, bukan hanya bagi pelajar yang
terlibat, namun juga untuk keluarga, sekolah serta lingkungan masyarakat di
sekitarnya.
FAKTOR PENYEBAB
Ada dua faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang dimaksud dengan faktor
internal di sini adalah faktor yang berlangsung melalui proses internalisasi
diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi miliu di sekitarnya dan semua
pengaruh dari luar. Perilaku merupakan reaksi ketidakmampuan dalam melakukan
adaptasi terhadap lingkungan sekitar. Sedangkan faktor eksternal adalah sebagai
berikut:
1. faktor keluarga
a. baik buruknya rumah tangga atau berantakan dan tidaknya
sebuah rumah tangga.
b. perlindungan lebih yang diberikan orang tua.
c. penolakan orang tua, ada pasangan suami istri yang tidak
pernah bisa memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu.
d. pengaruh buruk dari orang tua, tingkah laku kriminal dan
tindakan asusila.
2.Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan bisa berupa
bangunan sekolah yang tidak memenuhi persyaratan, tanpa halaman bermain yang
cukup luas, tanpa ruangan olah raga, minimnya fasilitas ruang belajar, jumlah
murid di dalam kelas yang terlalu banyak dan padat, ventilasi dan sanitasi yang
buruk dan lain sebagainya.
3. Faktor miliu/lingkungan
Lingkungan sekitar yang tidak selalu baik dan menguntungkan
bagi pendidikan dan perkembangan remaja.
UPAYA MENGATASI TAWURAN
1. Dengan memandang masa remaja merupakan periode storm and drang period (topan dan badai) dimana gejala emosi dan tekanan jiwa, sehingga perilaku mereka mudah menyimpang. Maka pelajar sendiri perlu mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, Seperti Mengikuti kegiatan kursus, berolahraga, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, dll.
2.
Lingkungan keluarga juga dapat melakukan pencegahan terjadinya tawuran, dengan
cara:
a.
Mengasuh anak dengan baik.
- Penuh kasih sayang
- Penanaman disiplin yang baik
- Ajarkan membedakan yang baik dan buruk
- Mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab
- Mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.
- Penuh kasih sayang
- Penanaman disiplin yang baik
- Ajarkan membedakan yang baik dan buruk
- Mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab
- Mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau mencapai prestasi tertentu.
b.
Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat:
Hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.
Hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.
c.
Meluangkan waktu untuk kebersamaan
Orang tua menjadi contoh yang baik dengan tidak menunjukan perilaku agresif, seperti: memukul, menghina dan mencemooh.
Orang tua menjadi contoh yang baik dengan tidak menunjukan perilaku agresif, seperti: memukul, menghina dan mencemooh.
d.
Memperkuat kehidupan beragama
Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.
Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.
e.
Melakukan pembatasan dalam menonton adegan film yang terdapat tindakan
kekerasannya dan melakukan pemilahan permainan video game yang cocok dengan
usianya.
f.
Orang tua menciptakan suasana demokratis dalam keluarga, sehingga anak memiliki
keterampilan social yang baik. Karena kegagalan remaja dalam menguasai
keterampilan sosial akan menyebabkan ia sulit meyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar. Sehingga timbul rasa rendah diri, dikucilkan dari
pergaulan, cenderung berperilaku normatif (misalnya, asosial ataupun
anti-sosial).Bahkan lebih ekstrem biasa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa,
kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.
3.
Sekolah juga memiliki peran dalam mengatasi pencegahan tawuran, diantaranya:
a.Menyelenggarakan
kurikulum Pendidikan yang baik adalah yang bias
Mengembangkan secara seimbang tiga potensi, yaitu berpikir, berestetika, dan berkeyakinan kepada Tuhan.
Mengembangkan secara seimbang tiga potensi, yaitu berpikir, berestetika, dan berkeyakinan kepada Tuhan.
b.
Pendirian suatu sekolah baru perlu dipersyaratkan adanya ruang untuk kegiatan
olahraga, karena tempat tersebut perlu untuk penyaluran agresivitas remaja.
c.
Sekolah yang siswanya terlibat tawuran perlu menjalin komunikasi dan koordinasi
yang terpadu untuk bersama-sama mengembangkan pola penanggulangan dan
penanganan kasus. Ada baiknya diadakan pertandingan atau acara kesenian bersama
di antara sekolah-sekolah yang secara “tradisional bermusuhan” itu.
4.
LSM dan Aparat Kepolisian
LSM disini dapat melakukan kegiatan penyuluhan di
sekolah-sekolah mengenai dampak dan upaya yang perlu dilakukan agar dapat
menanggulangi tawuran. Aparat kepolisian juga memiliki andil dalam menngulangi
tawuran dengan cara menempatkan petugas di daerah rawan dan melakukan razia
terhadap siswa yang membawa senjata tajam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar